Anggrek merupakan tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat karena keindahannya. Tetapi, tahukah jika habitat anggrek di alam sangat terancam. Video ini akan menyajikan bagaimana kondisi anggrek di alam terutama di Taman Nasional Gunung Merapi yang terkenal dengan jenis anggrek Vanda tricolor dan menceritakan mengenai ancaman anggrek di alam dan
bagaimana habitat anggrek saat ini di Taman Nasional Gunung Merapi.
Penelitian
Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, salah satunya adalah keberadaan taman nasional yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Taman nasional bukan hanya berfungsi sebagai kawasan konservasi, tetapi juga menyimpan potensi besar sebagai wahana edukasi. Di dalamnya terdapat beragam flora, fauna, serta ekosistem unik yang menjadi sumber pengetahuan yang tak ternilai. Sayangnya, banyak yang belum menyadari bahwa taman nasional dapat dimanfaatkan lebih jauh untuk mendukung pembelajaran, baik secara formal maupun nonformal.
Butuh 17 Tahun untuk menemukan kata sepakat. Mengikat janji dalam kemitraan konservasi. Sebuah praksis mewujudkan relasi manusia dengan hutan yang lebih realistis.
Secara tidak langsung hutan menjadi sistem penyangga kehidupan. Hutan juga menjadi penyedia pangan bagi kehidupan. Pandemi ini juga banyak dikaitkan dengan kondisi hutan yang ada sekarang. Hutan memiliki peran yang tidak ternilai dalam kehidupan manusia.
Dokumenter petugas jagawana, bagaimana mereka memulai hari untuk melaksanakan tugas.
At that time, with the limited human resources, technology, and financial, they were able to restore forests and critical land in Gunungkidul. Universitas Gadjah Mada through Faculty of Forestry devotes itself through Tri Dharma Perguruan Tinggi to build the Wanagama educational forest. The Wanagama Educational Forest is a forest owned by Faculty of Forestry Universitas Gadjah Mada with covering an area of 625.25 hectares. It was built from critical land and now it is a green forest with all kinds of functions such as oxygen provider, water, recreation areas, and also for education. Wana means a forest and Gama stands for Gadjah Mada. Wanagama is a masterpiece of Universitas Gadjah Mada through carving out nature with the rehabilitation of the critical land. Wanagama was built with distinct spirit, rehabilitation of the critical land for the public prosperity and rehabilitation of the critical land for saving the environment. For this, Wanagama should be used as an example for rehabilitation of the critical land in Indonesia, that has the critical land area more that 40 million hectares.
Wanagama has become a reference for rehabilitation forest and critical land, and now the spectrum continues to expand not only in Gunungkidul, Geopark Gunung Sewu area but also in Indonesia and even the world. The Wanagama Educational Forest is currently being managed professionally with academic community of Faculty of Forestry Universitas Gadjah Mada through the Wanagama Management Unit. The management of Wanagama continues to flare up the spirit of Wanagama struggle so, Wanagama should be a source of inspiration in thinking process and as a place to learn to manage the nature ecosystem. Salam Wanagama, Salam in harmony of life with nature.
Paradigma pengelolaan sumberdaya hutan terus mengalami pergeseran mulai dari sustainable yield forestry, sustainable forestry, dan sustainable forest management sebenarnya sudah mengacu pada kelestarian (sustainable) namun yang menjadi pembedanya adalah tujuan akhirnya. Hal ini mengakibatkan kerusakan hutan menjadi permasalahan besar di dunia termasuk Indonesia (termasuk dunia). Agroforestri dipertimbangkan sebagai sumber kekuatan bagi perkebunan di lahan marginal agar dapat mandiri dan menjadi pertanian yang berkelanjutan. Selain itu agroforestri juga berpotensi memiliki peran dalam tantangan keamanan pangan ketika peran sebagai keamanan lingkungan masih menjadi keuntungan utama dari sistem ini. Sistem agroforestri memiliki peran untuk turut menjaga kelestarian alam. Peran sebagai sistem penjaga, perbaikan maupun penyedia beberapa hal yang dapat menjaga kelestarian. Penggunaan lahan dengan berbagai tujuan dapat mengurangi adanya resiko secara ekonomis dan meningkatkan kestabilan sistem Agroforestri yang memenuhi prinsip-prinsip kelestarian ini juga berkembang di Desa Nglanggeran bahkan terbangun kolaborasi yang bagus antara landscape agroforestri dengan tata kelola ekowisata Gunung Api Purba. Keberadaan agroforestri di Desa Nglanggeran selain memberikan manfaat untuk pangan, papan dan energi juga memberikan fungsi penjagaan biodiversitas yang tinggi, konservasi tanah dan air dan juga panorama alam yang sangat indah. Hamparan pulau-pulau hijau dari koneksi pekarang, tegalan dan wono sangat potensial menjadi habitat satwa liar seperti kera ekor panjang, ayam hutan, berbagai jenis burung dan satwa liar lainnya. Selain itu juga bertambahnya sumber mata air, terjaganya telaga dan konservasi tanah serta air yang terjaga dengan baik. Keberadaan agroforestri di Desa Nglanggeran miniaturnya sudah seperti hutan alam. Semua ini terjadi karena masyarakat dari berbagai lintas generasi memahami akan pentingnya lingkungan dan alam. Hal ini terlihat dari program ekowisata yang berkembang dalam kawasan Gunung Api Purba berkembang maju dengan tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai kelestarian, bahkan program live in yang menjadi unggulan dan banyak diminati wisatawan juga berbasis kerahaman kehidupan dengan alam ini.
Praktek agroforestri bagus ini juga berkembang di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, hal ini ditunjukkan bahwa tahun 2004 mendapat juara ke-2 pada tingkat nasional. Selain itu Desa Nglanggeran juga mempunyai demplot agroforestri yang diinisiasi oleh Lab. Silvikultur dan Agroforestri, Fakultas Kehutanan UGM. Riset agroforestri untuk skripsi, tesis dan disertasi juga banyak dikembangkan. Selain itu juga program KKN-Tematik UGM. Harmoni kehidupan dengan alam sebagai jalan baru dalam dunia pewayangan diilustrasikan dalam suluk yang membawa pesan-pesan nilai kehidupan sangat tinggi yang disampaikan oleh dalang dalam berbagai lakon pementasan wayang. Harmoni kehidupan dengan alam ini menjadi inisiasi kreasi dunia pewayangan dan tata kelola sumberdaya alam di pedesaan dengan kolaborasi baru suluk agroforestri. Atas dasar ini maka agroforestri di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran sangat potensial sebagai sumber inspirasi dan rujukan para pihak khususnya mahasiswa dan generasi muda sebagai jalan baru kehidupan yang harmoni dengan alam. Narasumber yang berkompeten mulai dari Dalang kondang Ki Catur ‘Benyek’ Kuncoro, dan Dosen yang berkompeten di bidang ‘Agroforestri’ akan memaparkan secara gamblang terkait dengan tema video ini.
Pemaparan ini disampaikan oleh Ari Susanti, S.Hut., M.Sc., Ph.D (Tim Strategi Jangka Benah, Fakultas Kehutanan, UGM)..
Wanagama bukan hanya hutan, namun lebih dari itu. Ekosistem yang terbangun bisa dimanfaatkan dengan baik melalui inovasi-inovasi berbagai bidang. Siapa sangka corak daun yang ada di wanagama bisa digunakan untuk membuat motif cetak batik.
Tim peneliti Fakultas Kehutanan UGM melakukan penelitian multi-years untuk mengumpulkan data hidrometeorologi di landscape gambut Semenanjung Kampar Riau untuk memperoleh evidence perubahan faktor-faktor hidrometeorologi ekosistem gambut. Basis data tersebut kemudian digunakan untuk membangun sistem peringatan dini (early warning system) kebakaran lahan dan hutan bersama tim peneliti dari ITB dan IPB.